Jerat Hutang PNS
Kadang-kadang cenderung
berlebihan, padahal kelebihan merupakan hal yang membuat
Beban dalam kehidupan. Setiap
manusia menginginkan kehidupan yang bermakna,
Hakiki, luhur, bertanggung jawab,
bermoral dan tahu belas kasih;
Tuhan memberikan jalan yang tidak
mudah untuk mencapainya.
(I Ketut Gede Yudantara, 2006)
Masalahnya
adalah Bagaimana cara wanita tersebut mempunyai dana sebesar itu untuk
membangun rumahnya, jika tidak ada sumber lain yang membantunya kecuali
sumbangan suami sebesar 10 juta saja. Ternyata wanita PNS tersebut telah
meminjam kredit di Bank sebesar 60 juta rupiah dan kekurangannya dengan cara
meminjam ke sanak saudara dan orang lain. Sekarang, gaji beliau di kantor
Sekretariat DPRD Kota Serang terhitung minus seratus ribu rupiah, artinya
wanita tersebut akan selalu terlibat hutang karena tidak ada pendapatan yang
dimilikinya, kecuali sumbangan suami ala kadarnya.
Jeratan hutang
ini sebetulnya disadari oleh setiap PNS yang berhutang, namun karena merasa
tidak ada sumber lain dalam memenuhi tuntutan hidup dan keinginan untuk tampil
lebih baik maka cara berhutang ini dianggap jalan terbaik. Kadang tuntutan
hidup datang beruntun, belum selesai urusan/hutang yang satu terselesaikan
sudah datang urusan lain yang juga perlu hutang lagi. Hal inilah yang selalu
menjadi beban bagi sebagian besar PNS sehingga hidup penuh dengan lilitan
hutang dan hidup jauh dari tercukupi.
ada pomeo yang
berlaku bahwa bukan PNS kalau
tidak ada utang. Beberapa cerita tentang PNS berhutang sebagai berikut:
Dan bukan rahasia juga terkadang PNS saban bulan tinggal
menerima amplop yang berisi slip gaji. “Kami tidak heran lagi jika ada teman
yang tinggal tanda tangan slip saja tanpa ada uang di dalam amplop,” kata
seorang bendaharawan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara
Setiap orang pasti memiliki hutang dalam hidupnya, tidak peduli mereka kaya atau miskin.
Hanya saja
menurut Freddy Pieloor,
CFP., hutang antara si kaya dan si miskin memiliki perbedaan
karakteristik: 1) Orang Kaya berhutang untuk membeli aset atau harta produktif
sedangkan orang miskin berhutang untuk menumpuk aset konsumtif; 2) orang kaya
membayar hutang mamakai pendapatan yang diperoleh dari aset produktif (passive
income) sedangkan orang miskin membayar hutang dari pendapatan kerjanya (active
income). Karena dengan pengelolaan hutang yang ketat, hidup Anda akan jauh
lebih aman dan nyaman, serta bisa berinvestasi untuk masa depan. Berikut ini adalah beberapa Tips yang perlu Anda
ketahui dalam mengelola hutang:
1. Hutang hanya untuk keperluan mendadak
dan tidak bisa ditunda, misalnya ada anggota keluarga yang sakit atau keperluan
sekolah.
2. Hutang untuk membeli aset produktif dan nilainya
meningkat terus, misalnya rumah, tanah dan emas. Usahakan jangan berhutang
untuk membeli handphone, sepatu, alat-alat elektronik, baju,tas dan aksesoris
untuk tubuh dan furniture rumah. Karena barang tersebut memiliki kecenderungan menurun
nilainya.
3. Batas maksimal pembayaran hutang
adalah 30% dari penghasilan Anda.
4. Bayarlah hutang tepat waktu dan
perhatikan/rapikan administrasi dan dokumentasi yang terkait dengan hutang.
5. Jangan menutup hutang dengan cara
berhutang lagi (gali lobang tutup lobang). Kecuali Anda telah memperhitungkan
dengan tepat seluruh selisih dan biaya yang dikenakan.
6. Urutan Anda dalam berhutang sebaiknya
diprioritaskan mulai dari urutan teraman yaitu: pasangan, orang tua, saudara,
sahabat, pegadaian, bank, leasing dan rentenir. Namun bila Anda membutuhkan
uang dan Anda tidak nyaman untuk meminjam uang, sebainya korbankan dan juallah
aset Anda yang masih berharga (misalnya perhiasan emas), daripada Anda meminjam
dari beberapa tempat yang akan mengenakan bunga sangat tinggi dan merugikan
Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar