Rabu, 23 Oktober 2013


                                    Jerat Hutang PNS

Manusia selalu ingin membuat dirinya mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan,
Kadang-kadang cenderung berlebihan, padahal kelebihan merupakan hal yang membuat
Beban dalam kehidupan. Setiap manusia menginginkan kehidupan yang bermakna,
Hakiki, luhur, bertanggung jawab, bermoral dan tahu belas kasih;
Tuhan memberikan jalan yang tidak mudah untuk mencapainya.
(I Ketut Gede Yudantara, 2006)
Seorang wanita tetangga saya, dia hidup sendiri dengan suami yang tidak tinggal serumah dengannya, sedang membangun rumahnya dengan luas tanah 136 m2 dan rencana luas bangunan 100 m2. Kondisi bangunan rumah tersebut 80 persen telah selesai dan hanya tinggal ‘finishing’ saja, pembangunan telah berjalan selama 3 bulan dan telah menghabiskan dana sebesar 90 juta rupiah. Bangunan tersebut tergolong bagus dan baik dibandingkan rumah-rumah di sekitarnya. Wanita tersebut adalah seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III yang baru 2 tahun ini menjadi CPNS.
Masalahnya adalah Bagaimana cara wanita tersebut mempunyai dana sebesar itu untuk membangun rumahnya, jika tidak ada sumber lain yang membantunya kecuali sumbangan suami sebesar 10 juta saja. Ternyata wanita PNS tersebut telah meminjam kredit di Bank sebesar 60 juta rupiah dan kekurangannya dengan cara meminjam ke sanak saudara dan orang lain. Sekarang, gaji beliau di kantor Sekretariat DPRD Kota Serang terhitung minus seratus ribu rupiah, artinya wanita tersebut akan selalu terlibat hutang karena tidak ada pendapatan yang dimilikinya, kecuali sumbangan suami ala kadarnya.
Jeratan hutang ini sebetulnya disadari oleh setiap PNS yang berhutang, namun karena merasa tidak ada sumber lain dalam memenuhi tuntutan hidup dan keinginan untuk tampil lebih baik maka cara berhutang ini dianggap jalan terbaik. Kadang tuntutan hidup datang beruntun, belum selesai urusan/hutang yang satu terselesaikan sudah datang urusan lain yang juga perlu hutang lagi. Hal inilah yang selalu menjadi beban bagi sebagian besar PNS sehingga hidup penuh dengan lilitan hutang dan hidup jauh dari tercukupi.
ada pomeo yang berlaku bahwa bukan PNS kalau tidak ada utang. Beberapa cerita tentang PNS berhutang sebagai berikut:
Dan bukan rahasia juga terkadang PNS saban bulan tinggal menerima amplop yang berisi slip gaji. “Kami tidak heran lagi jika ada teman yang tinggal tanda tangan slip saja tanpa ada uang di dalam amplop,” kata seorang bendaharawan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara
(Berita Daerah - Sulawesi) - Ratusan ribu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) terpaksa berhutang di bank guna memenuhi kebutuhan keluarga dan pendidikan anak mereka
PNS di lingkungan Setda Indramayu yang punya hutang di bank jumlahnya dari waktu ke waktu selalu bertambah. Hingga saat ini mencapai sekitar 200-an orang. Setiap bulan PNS yang berhutang pada bank ‘makan’ dari sisa gaji yang dipotong bank (Poskota, 1 November 2009)
Berutang seringkali tidak dihindari dari kehidupan seorang manusia. Namun, yang terpenting adalah kita memahami tujuan dari berutang dan juga bagaimana mengelolanya. Salah satu jenis utang yang dapat membantu keuangan Anda adalah utang produktif.Utang produktif adalah utang yang diambil oleh seseorang atau sebuah perusahaan yang digunakan sebagai modal untuk produksi lebih lanjut yang dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk keuntungan. Sedangkan utang nonproduktif adalah utang yang diambil untuk keperluan konsumsi. 
Setiap orang pasti memiliki hutang dalam hidupnya, tidak peduli mereka kaya atau miskin.
Hanya saja menurut Freddy Pieloor, CFP., hutang antara si kaya dan si miskin memiliki perbedaan karakteristik: 1) Orang Kaya berhutang untuk membeli aset atau harta produktif sedangkan orang miskin berhutang untuk menumpuk aset konsumtif; 2) orang kaya membayar hutang mamakai pendapatan yang diperoleh dari aset produktif (passive income) sedangkan orang miskin membayar hutang dari pendapatan kerjanya (active income). Karena dengan pengelolaan hutang yang ketat, hidup Anda akan jauh lebih aman dan nyaman, serta bisa berinvestasi untuk masa depan. Berikut ini adalah beberapa Tips yang perlu Anda ketahui dalam mengelola hutang:
1. Hutang hanya untuk keperluan mendadak dan tidak bisa ditunda, misalnya ada anggota keluarga yang sakit atau keperluan sekolah.
2. Hutang untuk membeli aset produktif dan nilainya meningkat terus, misalnya rumah, tanah dan emas. Usahakan jangan berhutang untuk membeli handphone, sepatu, alat-alat elektronik, baju,tas dan aksesoris untuk tubuh dan furniture rumah. Karena barang tersebut memiliki kecenderungan menurun nilainya.
3. Batas maksimal pembayaran hutang adalah 30% dari penghasilan Anda.
4. Bayarlah hutang tepat waktu dan perhatikan/rapikan administrasi dan dokumentasi yang terkait dengan hutang.
5. Jangan menutup hutang dengan cara berhutang lagi (gali lobang tutup lobang). Kecuali Anda telah memperhitungkan dengan tepat seluruh selisih dan biaya yang dikenakan.
6. Urutan Anda dalam berhutang sebaiknya diprioritaskan mulai dari urutan teraman yaitu: pasangan, orang tua, saudara, sahabat, pegadaian, bank, leasing dan rentenir. Namun bila Anda membutuhkan uang dan Anda tidak nyaman untuk meminjam uang, sebainya korbankan dan juallah aset Anda yang masih berharga (misalnya perhiasan emas), daripada Anda meminjam dari beberapa tempat yang akan mengenakan bunga sangat tinggi dan merugikan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar